MINDSET ?
Suatu
hari teman saya nanya, apa saya mempunyai mind set hidup supaya bisa
sukses,padahal saya sendiri sukses saja belum. Lalu apa sih mind set
itu? Apakah penting ? Teman saya menjelaskan apa sebenarnya mind set
hidup itu.
Mindset
adalah pola pikir yang mendasari sikap dan tindakan seseorang. Mindset
adalah pola pikir seseorang yang terbentuk karena pendidikan, pengalaman
serta prasangka. Mindset sangat penting karena, hal tersebutlah yang
akan menentukan hidup kita kedepan terutama dalam mengambil sebuah
keputusan ataupun tindakan.
Ada 3 pilihan mindset yang perlu kita ketahui antara lain:
1. Mindset karyawan
Karyawan
adalah seseorang yang bekerja untuk orang lain,dia Cuma bertanggung
jawab kepada atasan dan perusahaan serta pekerjaannya. Orang yang
mempunyai mindset karyawan biasanya mereka cuma mengikuti perintah
atasan, orang yang yang mempunyai mindset ini, adalah orang yang tidak
akan pernah maju dan merubah hidupnya. Mereka cenderung mengikuti alur
hidup dan pekerjaan yang telah ia jalani sehari-hari tanpa berfikir
untuk maju.
2. Mindset Manager
Manager
adalah orang yang mempunyai tanggung jawab kepada atasan serta
bertanggung jawab dalam memimpin karyawan (anak buah). Biasanya, orang
yang meiliki mindset ini adalah orang yang sudah lebih maju pola
pikirnya di bandingkan dengan pola pikir orang bermindset karyawan.
Inovasi, kemauan motivasi telah tertanam di dalam mindset manager ini.
Akan tetapi ada kekurangannya, orang yang mempunyai mindset ini, tidak
akan berkembang lebih luas lagi. Karena pemikiran mereka cuma memikirkan
bagaimana memajukan perusahaan. Tanpa berfikir bagaimana membuat sebuah
usaha sendiri dan lebih maju untuk usahanya itu.
3. Mindset Pebisnis
Mindset
ini yang menurut saya levelnya paling tinggi, karena jika kita
mempunyai mindet pebisnis. Ide-ide kita tidak cuma diam tanpa arah, tapi
terus berkembang dan berusaha untuk meng actionkannya. Inovasi,
motivasi, jiwa kepemimpinan akan otomatis tertaman di otak, serta ide
cerdas selalu menempel untuk membuat usaha-usaha baru dalam membangun
sebuah bisnis.
Banyak
karyawan yang mempunyai mindset pebisnis, yang pada akhirnya mereka
akan menjadi pebisnis beneran, sebaliknya ada yang jabatannya sebagai
manager tetapi tidak mempunyai mindset seorang manager tetapi mempunyai
mindset karyawan.
Lalu bagaimana caranya menanamkan mindset itu pada diri kita?
Ada 2 cara, antara lain :
1. Belajar dari action orang-orang yang sukses atau berhasil.
Dengan
belajar dari orang-orang yang sukses atau berhasil, akan memotivasi
kita untuk menjdi orang sukses. Kita bisa mengetahui bagaimana jurus
atau cara-cara mengatasi kesulitannya, yang lebih penting lagi adalah
kita harus yakin akan kemampuan diri kita bahwa kita juga bisa sukses
seperti dia.
2. Punya pandangan positif
Dengan memandang positif diri kita, maka akan mendatangkan hasil positif buat kita.
a. Gambarkan diri kita pada kondisi yang kita cita-citakan dan bayangkan bagaimana rasanya.
Misalkan,
kita ingin mempunyai rumah mewah seperti yang dimiliki oleh teman kita,
kita bayangkan betapa nikmatnya hidup dalam rumah mewah,tidak kepanasan
dan tidak kehujanan, serba AC setiap ruangannya.
b. Kelilingi
diri kita dengan orang-orang yang berjiwa positif. Berada di tempat
yang positif akan menumbuh-kembangkan rasa positif pada diri kita.
c. Tiap pagi, bangunkan diri kita yang mungkin masih mengantuk dengan kata-kata positif.
Kita harus mempunyai kata-kata positif seperti “Saya harus bisa!”, “Saya pasti bisa!”, “ Saya angat bahagia hari ini”
d. Jadilah orang yang terbuka.
Terbuka
pada kesempatan baru,membuka bisnis baru, akan membuka pintu kekayaan
kia. Jaga motivasi dan jangan ragu untuk melakukan perubahan dari apa
yang biasa kita lakukan setiap hari.
e. Action ! ( Tindakan ).
Setiap kita berada dalam kondisi sangat positif seperti ini, jangan sia-siakan setiap detiknya tanpa melakukan apa-apa.
PERJALANAN KURIKULUM DI INDONESIA
Ada
anggapan bahwa setiap ganti menteri ganti kebijakan, demikian juga di
dunia pendidikan di Indonesia. Kebijakan pendidikan yang terjadi di
Indonesia setiap ganti menteri adalah gantinya kurikulum pendidikan.
Kurikulum adalah jantungnya pendidikan (curriculum is the heart of education).
Oleh karena itu, sudah seharusnya kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP), saat ini, memberikan perhatian yang lebih besar pada pendidikan
budaya dan karakter bangsa dibandingkan kurikulum masa sebelumnya,
perjalanan kurikulum di Indonesia dari tahun 1947 sampai dengan tahun
2004 (sebelum KTSP) adalah:
1. Tahun 1947
a. Perubahan kisi-kisi pendidikan dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional
b. Asas Pendidikan ditetapkan: Pancasila
c. Baru dilaksanakan di sekolah-sekolah tahun 1950
d. Memuat dua hal pokok: 1. Daftar mata pelajaran; 2. Garis-garis pengajaran
e. Mengurangi pendidikan pikiran, mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap
kesenian dan pendidikan jasmani.
bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap
kesenian dan pendidikan jasmani.
2. Tahun 1952
Lebih merinci setiap mata pelajaran Silabus lebih jelas, satu guru mengajar satu mapel
3. Tahun 1954 (kurikulum gaya lama):
Tujuan Pembelajaran tidak dinyatakan secara jelas
4. Tahun 1962 (kurikulum gaya baru)
a. Mempercepat pembangunan nasional
b. Membangun hubungan dengan bangsa-bangsa lain
c. Menjalankan kebijakan luar negeri negara
5. Tahun 1964
a. Fokus pada pengembangan daya, cipta, rasa, karsa, dan moral
b. Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 5 kelompok bidang studi: 1. moral; 2. kecerdasan;
3.emosional/artistik; 4. keprigelan (ketrampilan); 5. Jasmaniah
3.emosional/artistik; 4. keprigelan (ketrampilan); 5. Jasmaniah
c. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis
6. Tahun 1968
a. Merupakan revisi Kurikulum 1964, yang dicitrakan sebgai produk orde lama
b. Tujuan: membentuk manusia Pancasila seutuhnya.
c. Menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, Pengetahuan
Dasar, dan Kecakapan Khusus
Dasar, dan Kecakapan Khusus
d. Jumlah mata pelajaran : 9.
e. Muatan materi bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan
f. Titik berat: materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di tiap jenjang pendidikan
7. Tahun 1975
a. Menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif
b. Dipengaruhi oleh konsep di bidang manajemen, yaitu MBO (Management by Objective)
c. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI)
(PPSI)
d. Lahir istilah Satpel (Satuan pelajaran), yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan
e. Setiap satpel dirinci lagi: Tujuan Instruksional Umum, Tujuan Instruksional Khusus, Materi Pelajaran,
Alat pelajaran, Kegiatan Belajar-Mengajar, dan Evaluasi
Alat pelajaran, Kegiatan Belajar-Mengajar, dan Evaluasi
f. Banyak dikritik karena guru banyak dibuat sibuk menulis rincian dari setiap kegiatan pembelajaran
8. Tahun 1984
a. Mengusung process skill approach (pendekatan ketrampilan proses), dengan tetap menganggap
penting faktor tujuan
penting faktor tujuan
b. Sering juga disebut ‘Kurikulum 1975 yang disempurnakan’
c. Siswa diposisikan sebagai subyek belajar (mengamati, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan).
melaporkan).
d. Model pembelajaran ini disebut CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), atau SAL (Student Active
Learning).
Learning).
e. Tokoh penting dibalik lahirnya Kur. 1984 adalah Prof. Conny R. Semiawan (Kepala
Puskur1980-1986), juga Rektor IKIP Jakarta (1984-1992).
Puskur1980-1986), juga Rektor IKIP Jakarta (1984-1992).
f. Konsep CBSA yang bagus secara teori dan bagus hasilnya ketika di sekolah-sekolah yang
diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat dilaksanakan secara nasional.
diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat dilaksanakan secara nasional.
g. Yang menonjol hanyalah kegaduhan waktu diskusi, dan di sana-sini ada tempelan gambar-gambar ,
guru tak lagi mengajar model ceramah.
guru tak lagi mengajar model ceramah.
h. Banyak bermunculan penolakan terhadap CBSA
9. Tahun 1994 Suplemen tahun 1999
a. Merupakan upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya (Kurikulum 1975 dan Kurikulum
1984), yaitu pendekatan tujuan dan proses.
1984), yaitu pendekatan tujuan dan proses.
b. Banyak mendapatkan kritik karena beban belajar siswa terlalu berat, dari muatan nasional sampai
muatan lokal.
muatan lokal.
c. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk
dalam kurikulum.
dalam kurikulum.
d. Menjelma menjadi kurikulum super padat
e. Diterbitkan Suplemen Kurikulum 1999, berisi pengaturan pada materi yang di Kurikulum 1994
diserahkan pengurutannya kepada para guru
diserahkan pengurutannya kepada para guru
10. Tahun 2004
a. Juga dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
b. Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apa yang mesti dicapai.
c. Muncul kerancuan bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yaitu ujian, baik yang berupa
ujian nasional maupun ujian akhir sekolah dengan soal pilihan ganda.
ujian nasional maupun ujian akhir sekolah dengan soal pilihan ganda.
d. Mestinya lebih banyak pada praktek dan soal uraian terbuka untuk mengukur tingkat kompetensi
siswa.
siswa.
e. Banyak guru juga belum memahami esensi dari KBK
f. Sampai akhirnya diganti dengan KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan )
11. KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan )
a. Ditinjau dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa dan teknis
penilaiannya tidaklah (banyak) berbeda dengan Kurikulum 2004.
penilaiannya tidaklah (banyak) berbeda dengan Kurikulum 2004.
b. Perbedaan dengan Kurikulum 2004 yang paling tampak ialah bahwa guru lebih diberikan kebebasan
untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada.
untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada.
c. Pemerintah dalam hal ini Kemendiknas, hanya menetapkan kerangka dasar, Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran. Selebihnya, (indikator,
materi, maupun penilaiannya) diserahkan kepada para guru dan satuan pendidikan di bawah
koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Lulusan, Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran. Selebihnya, (indikator,
materi, maupun penilaiannya) diserahkan kepada para guru dan satuan pendidikan di bawah
koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Uraian di atas menunjukkan bahwa penyusunan KTSP sebagai landasan pengelolaan pembelajaran
pada satuan pendidikan dapat merespon pendidikan sebagai transformasi budaya yang pada akhirnya
menghasilkan luaran pendidikan yang beriptek dan berimtaq dapat tewujud dengan cataan sumber
daya manusia pengelolah satuan pendidikan memiliki kualitas yang memadai.
pada satuan pendidikan dapat merespon pendidikan sebagai transformasi budaya yang pada akhirnya
menghasilkan luaran pendidikan yang beriptek dan berimtaq dapat tewujud dengan cataan sumber
daya manusia pengelolah satuan pendidikan memiliki kualitas yang memadai.
12. ??????????????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar