Mundur satu langkah untuk melangkah selanjutnya

Rabu, 03 Oktober 2012

Tawuran......Solusinya apa ya?



Tawuran lagi-lagi tawuran, kayak ngga habis-habisnya. Dari tahun ke tahun malah semakin meningkat kasus tawuran ini. Mulai dari sekolah yang berada di pelosok-pelosok sampai sekolah-sekolah yang di kota-kota, dari sekolah yang biasa-biasa saja sampai sekolah-sekolah yang termasuk unggulan. Mau dibawa kemana negeri ini kalau anak-anak bangsanya sudah hobynya tawuran melulu. Sekolah sebagai kawah candradimukanya para anak-anak negeri, ditempa dengan banyak ragam ilmu mulai dari ilmu teknologi, kebangsaan, moral sampai keagamaan ternyata masih saja kurang pengaruhnya terhadap kebiasaan tawuran. Siapa yang salah?Sistem pendidikannya?
Dalam sebuah acara wawancara di sebuah stasiun televisi swasta nasional, ada salah seorang anggota wakil rakyat kita mengatakan bahwa seharusnya pelajaran-pelajaran agama di sekolah-sekolah umum diperbanyak, dia mencontohkan bahwa apa ada antar pondok pesantren yang tawuran, antar madrasah tawuran?Belum ada bahkan ngga ada kata dia, apa solusinya?
Seperti biasanya pagi itu setelah sholat subuh kemudian sarapan  Anto sudah mulai siap-siap berangkat ke sekolah, tepat pukul 06.00 Anto berpamitan dengan kedua orang tuanya, maklum Anto ini termasuk anak yang ngga neko-neko bahkan tergolong anak yang patuh pada kedua orang tuanya dan taat beribadah. Tanpa ada pirasat apapun kemudian kedua orang tuanya melepas kepergian anak satu-satunya itu. “Ayah, ibu,...Anto pergi ke sekolah dulu ya.Assalamu’alaikum.........” Pamit Anto.” Walaikumsalam waroh matullohi wabarokatuh, hati-hati nak!...”Jawab Ayahnya. Waktu terus berjalan, sampailah Anto di sekolah pukul 06.30. Di depan teman-temannya Anto termasuk pribadi yang supel gampang bergaul dan humoris, sehingga banyak teman-temannya yang suka padanya. Pelajaran hari itu berjalan normal seperti biasanya, hingga akhirnya jam pulangpun sampai. Akhirnya kejadian yang tak diinginkanpun terjadi, ada sekelompok anak dengan seragam yang tidak sama dengan seragam sekolah Anto tiba-tiba menyerang teman-teman Anto yang juga lagi bergerombol tepat di depan pintu gerbang sekolah. Dengan peralatan yang mungkin sudah dipersiapkan sebelumnya mereka kemudian menyerang membabi buta, melihat teman-temannya keserang naluri setia kawannya muncul, lalu tanpa berpikir panjang Anto membantu teman-temannya. Lalu Anto maju dan mencoba melerainya, namun apa yang terjadi, justru Anto menjadi bulan-bulanan. Tanpa Anto sadari sebuah senjata tajam telah merobek dadanya, Anto tersungkur berlimbah darah dan ngga bangun-bangun lagi. Melihat ada korban yang jatuh kemudian orang-orang disekitarnya yang tadinya hanya menontonnya kemudian berusaha menolong dibantu teman-teman Anto dengan membawanya ke rumah sakit terdekat. Namun apa mau dikata dalam perjalanan ke rumah sakit nyawa Anto ngga tertolong, iapun meninggal sia-sia sebelum bisa menikmati semua cita-citanya.Itulah sepenggal cerita yang mudah-mudahan tidak dicontoh oleh anak-anak dari sekolah lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar